Penulis : Eka Lestari
Kuliner kali ini sepertinya banyak orang yang belum tahu. Padahal, keberadaannya sudah lama dan menjadi salah satu hidangan legendaris. Selain lumpia, wingko babat dan bandeng presto, ada pula kuliner Kota Semarang yang tak kalah enak dan memiliki sejarah panjang yakni wedang tahu.
Hidangan tradisional ini adalah minuman hangat yang unik, karena terbuat dari sari yang dikeringkan. Jenis wedang beraroma rempah tersebut berisi kembang tahu yang mirip susu kedelai dalam bentuk padat, teksturnya lentur dan tidak mudah patah. Dipadu dengan kuah jahe, perpaduan rasa antara manis dan sedikit pedas. Sensasi rasa yang begitu autentik, menjadikan wedang tahu sebagai salah satu minuman yang cocok diminum saat suasana dingin, bisa pagi hari maupun malam hari.
Menurut catatan sejarah, wedang tahu dibawa ke Semarang oleh seorang imigran dari Tiongkok pada abad ke-19 bernama Ong Kiem Nio. Awalnya, minuman yang mendapat akulturasi dari budaya Tiongkok ini memiliki rasa yang hambar. Setelah orang Semarang tertarik dengan minuman tersebut, tercetuslah rasa yang lebih “medok” dengan mencampurkan rempah-rempah khas Nusantara agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.
Warga Semarang mengkreasikan dengan resep khusus agar sesuai dengan lidah mereka, sehingga cita rasanya menjadi lebih pedas dan manis karena campuran bumbu khas. Selain itu, perpaduan bahan-bahan yang disusun berbeda dari kembang tahu asal Tiongkok.
Wedang tahu Semarang yang berisikan kuah jahe dan kembang tahu ini, dalam proses pembuatannya juga tidaklah sulit. Kedelai yang masih segar hanya perlu direndam selama satu malam, setelah itu dibersihkan dari kulit luarnya. Kemudian, dihaluskan dan dimasak dengan api kecil hingga berbusa dan mengental.
Proses selanjutnya, disaring menggunakan kain, hal ini bertujuan untuk memisahkan ampas kedelai dengan sarinya. Langkah terakhir, sari kedelai dicampurkan dengan tepung tapioka dan diaduk secara merata sampai padat, dan setelahnya di diamkan hingga sedikit mengeras.
Meskipun sederhana, wedang tahu ini juga berisikan bahan-bahan lain sebagai pelengkap seperti campuran jahe, udang kecil, irisan sayur, daun bawang, dan ketumbar. Meski komposisi bahan tidak terlalu banyak, tapi kalau soal rasa tidak perlu diragukan.
Wedang Tahu sendiri terbilang populer bagi warga Semarang. Adanya perkembangan zaman membuat wedang ini juga mengalami perubahan, yang mulanya bercita rasa gurih, kini cenderung pedas manis. Teksturnya yang tidak keras alias seperti agar-agar sangat mudah dimakan.
Keistimewaan wedang tahu ini, terletak pada perpaduan rasa rempah yang kuat. Dengan kuah dari si jahe membuat hidangan tersebut mirip dengan wedang ronde, namun dengan konsep yang berbeda.
Ketika menikmati wedang tahu, rasa pedas dan manis dari kuahnya sangat menyatu ke dalam mulut. Apalagi terdapat jahe di dalamnya, semakin memberikan gairah rasa.
Wedang tahu biasanya disajikan dalam keadaan hangat atau panas, sehingga sangat cocok dikonsumsi pada cuaca dingin atau hujan. Minuman ini bisa membantu menghangatkan tubuh dan memberikan rasa teduh.
Selain menghangatkan, wedang tahu juga memiliki beberapa kandungan gizi untuk kesehatan seperti membantu mengurangi kadar kolesterol, melancarkan pencernaan, masuk angin, batuk, dan juga pilek.
Kini, meski eksistensinya tidak seperti dulu, tapi minuman khas Kota Lumpia tersebut telah memberikan sumbangsih besar terhadap kekayaan kuliner di Semarang.
Bagi kalian yang belum pernah menikmati wedang tahu, apabila mengunjungi Kota Lumpia, jangan lupa untuk mencobanya ya. Meski tak setenar makanan lainnya, tapi minuman yang satu ini sangat bersejarah bagi warganya.
Popularitas wedang tahu tidak hanya bersumber dari keunikan dan rasanya saja, tapi juga dari perannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sejarah.
Saat ini pun keberadaan minuman tersebut masih bisa ditemui baik di warung-warung hingga restoran dengan terus mengembangkan sajian khas yang menyesuaikan perkembangan zaman.
Wedang Tahu tidak sekadar minuman biasa, melainkan bukti kekayaan budaya yang kehadirannya memiliki elemen penting dari identitas bangsa.
Sehingga, patut untuk dilestarikan demi menjaga kuliner lokal yang unik dan berharga. Wedang tahu sebagai makanan tradisional di era globalisasi menjadi ciri khas Semarang dan alat untuk memperkenalkan budaya.