Selama tiga hari terakhir, warga di sekitar Semarang Timur utamanya di sekitar Jembatan Kartini resah gelisah dengan bau menyengat yang entah dari mana asalnya.
Berdasarkan informasi dari seorang warganet kepada akun Instagram @kejadiansmg pada Kamis (6/11/2025), rupanya sumber bau yang dahsyat tersebut berasal dari jemuran kepala udang yang membusuk di bawah Jembatan Kartini.
“Ada yang menyengat tapi bukan tawon. Laporan warga, ada bau menyengat di Jembatan Kartini, saat di cek ternyata ada jemuran kepala udang. Harap menggunakan masker saat melintas,” tulis akun @kejadiansmg dikutip pada Jumat (7/11/2025).
Unggahan tersebut menuai beragam komentar warganet lainnya, akhirnya mereka mengerti mengapa belakangan bau seperti bangkai tikus semerbak saat melintasi Jembatan Kartini.
“Pantesan, kaya ambu Batang tikus dadine (seperti bau bangkai tikus jadinya),” tulis akun @yka_bolang91.
“Terjawab sudah,” tulis akun @anjinoviasari.
"woilah tak kiro ono batang kewan gede (woilah saya kira ada bangkai hewan besar),” tulis akun @indogx.
“Buadeg maksimal (bau maksimal),” tulis akun @garasi.bira.
Namun tak perlu khawatir, pagi ini hari Jumat (7/11/2025) pihak pemerintah setempat telah mengatasi permasalahan tersebut dengan mengangkut kepala udang menggunakan satu unit truk sampah untuk memindahkannya.
Dikutip dari laman radarsemarang.jawapos.com pada Jumat (7/11/2025), kepala udang tersebut ternyata milik seorang warga yang mencoba membuat bahan terasi, kegiatan ini dilakukan secara mandiri tanpa izin dan tanpa memperhitungkan dampak bau busuk yang timbul.
Sugeng, warga yang memiliki kepala udang tersebut mengatakan dia bermaksud mencoba membuat terasi bersama teman- temannya karena sedang tidak bekerja, namun sayangnya usahanya gagal, kepala udang sebanyak satu ton yang dijemur tidak kering dan malah menimbulkan bau busuk. Ia mengatakan hal ini menjadi pelajaran baginya.
Camat Semarang Timur, Akbar Ali Nurdin mengatakan, pihaknya memohon maaf atas kejadian tersebut, ia mengatakan aktivitas warga yang menjemur kepala udang itu tanpa izin.
Ia langsung bergerak menanggapi laporan dari warga, pembersihan dilakukan bersama pihak DLH, DPU dan Tim Damkar Kota Semarang, ia juga memanggil warga yang menjemur kepala udang tersebut untuk ikut bertanggung jawab.
Menurut Akbar, wilayah BKT sering disalahgunakan untuk membuang limbah dan sampah, meski sering dibersihkan namun tetap ada oknum warga yang membuang sembarangan.
Akbar menghimbau kepada masyarakat untuk turut menjaga kebersihan lingkungan, ia juga mengatakan pihaknya berencana melakukan patroli rutin bersama DLH untuk mencegah hal serupa kembali terulang, terkait dengan kegiatan ekonomi, ia mempersilahkan asalkan tidak mengganggu lingkungan.