Ramai isu pembubaran kegiatan komunitas otomotif di kawasan Jalan Gajahmada atau Blok GM Kota Semarang di media sosial instagram.
Bermula dari postingan salah satu warganet dengan nama akun @ziahakimm_, yang mengeluhkan pembubaran kegiatan nongkrong komunitas otomotif oleh petugas Dishub pada Minggu (2/11/2025). Alasan pembubaran tersebut karena kegiatan itu dituding menimbulkan kemacetan.
“Saya Zia, orang Bogor, dan stay di Semarang, disini saya mewakili fotografer-fotografer yang pernah hunting foto dan ikut ngopi pagi bersama di Blok GM. Saya sangat kecewa dengan anda pak @dishubkotasmg,” tulis akun @ziahakimm_ dikutip pada Rabu (5/11/2025).
Zia menuliskan kekecewaannya karena kegiatan Minggu pagi itu hanya dilakukan beberapa jam, dan sebagai pengenalan kultur otomotif Semarang kepada orang luar agar Semarang lebih dikenal luas.
“Yang saya sayangkan disini kenapa bapa bapa @dishubkotasmg ke blok GM dan membubarkan komunitas2 otomotif yang ada disana!??Coba kalian pikir! Macet macet di Daerah Semarang lain kok gak kalian atasi? Truk truk di Ngaliyan mana? Lalu balapan liar tengah malem gaada penanganannya tuh saya lihat. Pungli pungli di Semarang bawah masi banyak tuh. Tapi giliran cuma markir mobil cuma 3-4 jam blok GM Minggu pagi malah kalian usir @dishubkotasmg??” Tulis akun @ziahakimm_.
Menanggapi isu pembubaran komunitas otomotif di blok GM tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang mengatakan pihaknya hanya melakukan sosialisasi terkait penataan parkir agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
Dikutip dari laman espos.id pada Rabu (5/11/2025), Sekretaris Dishub Kota Semarang, Danang Kurniawan menilai, narasi yang muncul di media sosial tak sesuai dengan fakta di lapangan.
Ia menegaskan, tak ada pembubaran, melainkan melakukan penataan karena banyak aduan dari masyarakat soal parkir ganda (parkir di kanan- kiri sisi jalan) di kawasan tersebut yang membuat jalan menyempit.
Danang juga menjelaskan, kawasan Blok GM merupakan jalur yang aktif, jalur ini dilalui oleh BRT Trans Semarang, serta menjadi rute alternatif saat pelaksanaan Car Free Day di Simpang Lima, sehingga arus lalu lintas di kawasan tersebut meningkat karena banyak warga menuju pasar, stasiun dan berkegiatan olahraga.
Ia menambahkan beberapa minggu lalu di Blok GM sempat mengadakan musik DJ tanpa pemberitahuan ke Dishub, kemacetan pun terjadi karena banyaknya orang yang datang, parkir kendaraan juga tidak tertib.
Menurutnya pihak Dishub masih mendukung kegiatan nongkrong komunitas otomotif di Blok GM tersebut, asalkan mereka yang datang ke sana tertib terutama soal parkir kendaraan agar tak mengganggu pengguna jalan lainnya. Dishub juga berencana menerapkan sistem parkir serong 30-45 derajat agar lebih efisien.
Dishub juga menyiapkan solusi lain apabila area Blok GM sudah tidak mencukupi dengan mengalihkan parkir ke Jalan Pemuda atau Jalan Depok agar kegiatan tetap berjalan lancar tanpa menimbulkan kemacetan.
Danang juga meminta ke depannya panitia atau komunitas yang menggelar kegiatan seperti musik DJ di Blok GM supaya terlebih dahulu memberi pemberitahuan resmi kepada Dishub dan kepolisian agar bisa dilakukan pengaturan lalu lintas dan sosialisasi kepada masyarakat.